JAKARTA, Berita HUKUM - 8 orang tersangka dalam kasus Lab IPA MA dan MTs di Kementerian Agama, yang ditetapkan pada tanggal 27 Februari 2013, yaitu Arifin Ahmad, Direktur PT Alfindo Nuratama Perkasa, Zaenal Arief, Direktur CV Pudak, dan Mauren Patricia Cicilia, Staf pada PT Nuratindo Bangun Perkasa.
Kemudian 5 orang tersangka sebelumnya yaitu Affandi Mochtar mantan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Firdaus Basuni mantan Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag, Rizal Royan pegawai Unit Layanan Pengadaan Kemenag, Syaifuddin mantan Pejabat Pembuat Komitmen pada Kemenag dan Ida Bagus Mahendra Jaya Martha, Konsultan Informasi Teknologi Kemenag.
Oleh Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung), Andhi Nirwanto akan mempertimbangkan untuk dilakukannya penahanan. Selain itu Andhi mengatakan bahwa tim penyidik akan segera menuntaskan kasus ini.
"Yaa, kasus ini secepatnya akan diselesaikan," kata Andhi usai ibadah shalat Jumat, kepada BeritaHUKUM.com, di Komplek Gedung Kejaksaan Agung, jalan Sultan Hasanuddin No.1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Seperti diketahui bahwa kasus ini bermula pada tahun 2010, dimana Kementerian Agama memperoleh dana sesuai APBN Perubahan untuk Proyek Pengadaan Alat Laboratorium IPA untuk MTs dan MA se-Indonesia, guna peningkatan mutu pendidikan dengantotal nilai proyek tersebut Rp 71,5 miliar.
Namun proyek ini menjadi kasus, dimana Kejagung telah melakukan penyitaan deposito jaminan pelaksanaan pengadaan sebesar Rp 1,7 miliar. Kasus ini merugikan keuangan negara sebesar Rp.17.913.406.851,82.(bhc/mdb) |